Pembagian
Kalimah/Kata dalam Bahasa Arab
Rabu, 03 April 2013
[Update: 20/04/2013]
Pada catatan pertama ini, kita akan mengenal dan mengingat kembali tentang
beberapa istilah yang sering digunakan dalam pelajaran Bahasa Arab. Tulisan ini
sengaja saya buat ringkas disertai dengan diagram pohon untuk membantu dalam
memahami setiap pokok bahasan yang ada.
Harfun
Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.
Huruf mabani/hija'i adalah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal, mulai dari alif sampai ya'. Huruf-huruf ini tidak memiliki makna. Baru bisa kita pahami maknanya jika sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf Mabani dapat dibagi lagi menjadi dua jenis.
- Huruf 'illah, yaitu ا (alif), و (wau) dan ي (ya').
- Huruf shahih, selain ketiga huruf di atas.
Sedangkan huruf ma'ani, ialah huruf-huruf yang memiliki makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani dikategorikan sebagai kata, tidak lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: وَ (dan), ثمَّ (kemudian), مِنْ (dari).
"Kalimah"
"Kalimah", atau identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia, adalah lafazh yang memiliki makna. "Kalimah" dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu isim, fi'il dan huruf.
Harfun
Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.
Huruf mabani/hija'i adalah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal, mulai dari alif sampai ya'. Huruf-huruf ini tidak memiliki makna. Baru bisa kita pahami maknanya jika sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf Mabani dapat dibagi lagi menjadi dua jenis.
- Huruf 'illah, yaitu ا (alif), و (wau) dan ي (ya').
- Huruf shahih, selain ketiga huruf di atas.
Sedangkan huruf ma'ani, ialah huruf-huruf yang memiliki makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani dikategorikan sebagai kata, tidak lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: وَ (dan), ثمَّ (kemudian), مِنْ (dari).
"Kalimah"
"Kalimah", atau identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia, adalah lafazh yang memiliki makna. "Kalimah" dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu isim, fi'il dan huruf.
"Kalimah" tidak selalu saya terjemahkan
menjadi "kata". Jika saya menulis "kalimah" dengan tanda
petik, maka maknanya identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia.
Adapun jika saya menulis -kalimat- (tanpa tanda petik dan akhirnya menggunakan
huruf T), maka maksudnya adalah -kalimat- sebagaimana yang sudah umum kita
pahami. Sebabnya adalah karena pada pembahasan selanjutnya kita akan mengenal
adanya "huruf" yang termasuk kategori "kalimah". Kalau saya
katakan ada "huruf" yang merupakan jenis dari "kata",
tentunya akan sedikit membingungkan. Karena dalam Bahasa Indonesia, huruf ya
huruf, tidak bisa menjadi kata. Semoga dapat dipahami :)
A. Isim
Isim adalah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia adalah isim.
Contoh: أسَدٌ (singa), شهر (bulan) dan اِستِقلاَل (kemerdekaan)
Ciri-ciri isim
1. Tanwin, artinya setiap kata yang memiliki atau
memungkinkan untuk di-tanwin (harakat akhirnya) maka ia adalah isim. Contoh: رجلٌ (rajulun = seorang laki-laki).
2. Adanya alif-lam, contoh: الكتاب (al-kitabu = buku).
3. Terletak setelah huruf nida' (untuk memanggil).
Contoh: يا محمد
(wahai/ya Muhammad). Setiap kata yang terletak setelah يا (wahai) maka ia adalah isim. Dalam Bahasa Indonesia
pun demikian, setiap kata yang muncul setelah 'wahai' biasanya adalah kata
benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk bagian dari isim.
4. Majrur, yang di antara tandanya adalah harakat kasrah.
Majrur merupakan salah satu kekhususan yang dimiliki oleh isim. Majrur-nya isim
bisa karena didahului oleh huruf jar, atau karena merupakan bentuk idhafah.
Contoh: عَلىَ الشجَرَةِ (di atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, عَلىَ adalah huruf jar, sedangkan الشجَرَةِ (asy-syajarati) adalah isim yang karena didahului oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.
Untuk bentuk idhafah, misalnya غصْن الشجَرَةِ (ghushnusy-syajarati = ranting pohon). Kata غصْن adalah mudhaf, sedangkan الشجَرَةِ mudhaf ilaih. Perlu diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada satu kata yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih dan kata tersebut dapat langsung dimajrurkan (contoh: الشجَرَةِ yang majrur dengan kasrah) maka ia adalah isim. Mudhaf (dalam hal ini غصْن ) sebenarnya pun adalah isim. Sehingga dapat kita katakan bahwa bentuk idhafah dalam kasus di atas, baik itu mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya adalah isim.
Contoh: عَلىَ الشجَرَةِ (di atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, عَلىَ adalah huruf jar, sedangkan الشجَرَةِ (asy-syajarati) adalah isim yang karena didahului oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.
Untuk bentuk idhafah, misalnya غصْن الشجَرَةِ (ghushnusy-syajarati = ranting pohon). Kata غصْن adalah mudhaf, sedangkan الشجَرَةِ mudhaf ilaih. Perlu diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada satu kata yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih dan kata tersebut dapat langsung dimajrurkan (contoh: الشجَرَةِ yang majrur dengan kasrah) maka ia adalah isim. Mudhaf (dalam hal ini غصْن ) sebenarnya pun adalah isim. Sehingga dapat kita katakan bahwa bentuk idhafah dalam kasus di atas, baik itu mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya adalah isim.
5. Setiap kata yang menjadi pokok pembicaraan. Misalnya, الكِتابُ مُفِيْدٌ
(buku itu bermanfaat). Yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut
adalah kata الكِتابُ, sehingga الكِتابُ adalah isim.
Tanwin dan alif-lam tidak mungkin bersatu pada satu
kata. Sebagai contoh untuk kata شجرة
(pohon).
Salah: الشجَرَةٌ (asy-syajaratun)
Benar: شجَرَةٌ (syajaratun) atau الشجَرَة (asy-syajaratu)
Salah: الشجَرَةٌ (asy-syajaratun)
Benar: شجَرَةٌ (syajaratun) atau الشجَرَة (asy-syajaratu)
B. Fi'il
Fi'il adalah sebuah kata yang berfungsi untuk menunjukkan atas terjadinya suatu peristiwa pada waktu tertentu (kata kerja). Fi'il dapat diidentifikasi dengan melihat salah satu di antara ciri-ciri berikut.
1. Ta' Fa'il,
yaitu huruf ت yang berkedudukan sebagai
"pelaku" pekerjaan. Contoh:
كتبتُ (katabtu = aku telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أنا sebagai fa'il (pelaku).
كتبتَ (katabta = kamu telah menulis), huruf ta' maknanya kembali ke dhamir انتَ sebagai pelaku.
كتبتُ (katabtu = aku telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أنا sebagai fa'il (pelaku).
كتبتَ (katabta = kamu telah menulis), huruf ta' maknanya kembali ke dhamir انتَ sebagai pelaku.
2. Ta' Ta'nits,
yaitu huruf ت yang menunjukkan jenis
muannats/perempuan. Contoh:
كتبتْ (katabat = dia perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
تَكتب (taktubu = dia perempuan sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
كتبتْ (katabat = dia perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
تَكتب (taktubu = dia perempuan sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
3. Ya' Mukhathabah,
yaitu huruf ي yang menunjukkan kata ganti orang kedua
atau "kamu" atau pihak yang diajak bicara. Contoh:
تكتبيْن (taktubiina = kamu perempuan sedang menulis)
اُكتبي (uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!)
تكتبيْن (taktubiina = kamu perempuan sedang menulis)
اُكتبي (uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!)
4. Nun Taukid,
yaitu huruf ن yang ditambahkan di akhir kata untuk
menunjukkan makna penekanan. Contohnya ليكتبنَّ
(liyaktubanna = hendaklah dia benar-benar menulis).
Terdapat ciri lain
yang memudahkan kita untuk mengenali suatu kata itu fi'il atau bukan, yaitu
apabila kata tersebut didahului oleh قدْ (qad), س dan سوف (saufa). Contoh:
( قدْ قامَتِ الصلاة ) maka kata قامَت adalah fi'il.
( سَيَذهَبُ ) maka kata يَذهَبُ adalah fi'il.
( سَوْف تعْلَمُون ) maka kata تعْلَمُون adalah fi'il.
C. Huruf
Huruf yang termasuk kategori "kalimah" adalah huruf ma'ani. Huruf ma'ani dikategorikan sebagai "kalimah" karena huruf tersebut sudah memiliki arti/makna sebagaimana dikemukakan pada contoh di awal. Hanya saja, maksud/maknanya belum dapat kita pahami secara utuh kecuali jika sudah digandengkan dengan kata lainnya. Dalam bahasa Indonesia, huruf identik dengan kata sambung atau yang sejenisnya.
--
Semoga bermanfaat..
( قدْ قامَتِ الصلاة ) maka kata قامَت adalah fi'il.
( سَيَذهَبُ ) maka kata يَذهَبُ adalah fi'il.
( سَوْف تعْلَمُون ) maka kata تعْلَمُون adalah fi'il.
C. Huruf
Huruf yang termasuk kategori "kalimah" adalah huruf ma'ani. Huruf ma'ani dikategorikan sebagai "kalimah" karena huruf tersebut sudah memiliki arti/makna sebagaimana dikemukakan pada contoh di awal. Hanya saja, maksud/maknanya belum dapat kita pahami secara utuh kecuali jika sudah digandengkan dengan kata lainnya. Dalam bahasa Indonesia, huruf identik dengan kata sambung atau yang sejenisnya.
--
Semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar